Kamis, 27 Oktober 2016

MENCETAK RANGKAIAN DARI ARES KE PCB

                                                        LAPORAN MEKATRONIKA
                                                      SMK PL LEONARDO KLATEN
                                                 Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 30 Klaten



                                            MENCETAK RANGKAIAN DARI ARES KE PCB

I. TUJUAN
   1. Siswa dapat merangkai rangkaian running led dengan menggunakan aplikasi ISIS 7
   2. Siswa dapat merangkai rangkaian running led dengan menggunakan aplikasi ARES 7
   3. Siswa dapat membuat rangkaian sesuai dengan ketentuan pada layout pcb
   4. Siswa dapat membuat jalur rangkaian dengan cara eatching

II. ALAT DAN BAHAN
   1. PC ( komputer )
   2. Aplikasi ( software ) ISIS 7 Professional
   3. Aplikasi ( software ) ARES 7 Professional

III. DESKRIPSI TUGAS
       Membuat rangkaian running led dengan menggunakan aplikasi ISIS 7 lalu Netlist to ARES dengan sebelumnya semua komponen pada rangkaian yang dibuat di ISIS sudah di Packaging Tool terlebih dahulu. Setelah rangkaian di ARES selesai, print rangkaian pada ARES yang setelahnya akan di cetak pada PCB dengan cara eatching.

IV. LANGKAH KERJA
   1. Buka aplikasi ISIS 7
   2. Membuat rangkaian running led
   3. Packaging tool semua komponen yang dirangkai di ISIS 7
   4. Netlist to ARES 7
   5. Rangkai kembali rangkaian running led layout pcb
   6. Dengan Track Mode 40th, Zone Mode minT80
   7. Setelah rangkaian selesai dan sudah di beri Zone Mode, print rangkaian pada kertas foto
   8. Cetak rangkaian dengan cara eatching pada pcb, dengan sebelumnya bersihkan permukaan pcb sampai  tidak ada kotoran / minyak yang menempel dengan menggunakan amplas.
   9.  Tempelkan kertas pada pcb dengan bagian rangkaian menghadap pcb yang terdapat tembaganya
   10. Mulai setrika kertas foto mulai dari tengah menuju ke bagian pinggir pcb, agar jalur menempel dengan maksimal di pcb
   11. Untuk hasil yang lebih maksimal atur suhu setrika dengan ketentuan tidak terlalu panas dan jangan juga kurang panas, atur suhu yang pas
   12. Saat seluruh permukaan kertas foto menghitam, terlihat kotor, maka proses penyetrikaan sudah selesai
   13. Selanjutnya diamkan pcb di udara terbuka, agar suhu pcb kembali ke keadaan semula / normal
   14. Setelah suhu pcb sudah kembali normal, rendam pcb dengan air, dan perlahan bersihkan kertas foto yang menempel pada pcb, dimulai dari bagian tengah terlebih dahulu, setelah itu dibersihkan menyeluruh
   15. Setelah kertas sudah dibersihkan akan tersisa jalur rangkaiannya saja, jika ada jalur yang terhapus atau menyambung bisa deperbaiki terlebih dahulu dengan spidol permanen atau juga dengan cutter untuk memutus jalur yang seharusnya tidak terhubung
   16. Setelah selesai memperbaiki jalur pada pcb, larutkan pcb pada cairan feriklorit, hinggga tembaga yang bukan merupakan bagian dari jalur rangkaian sudah terlarut ( hilang )
   17. Lalu amplas pcb hingga bersih, bekas tinta atau spidol yang menempel hilang
   18. Bor lubang - lubang komponen pada pcb

V. HASIL KERJA
   - Running Led
      Komponen : IC 555
                          IC 4017
                          Resistor 100 (10)
                          Led (10)
                          Potensiometer
                          Kapasitor 1000uF

   1. Pada ISIS 7


 

2. Pada ARES7

rangkaian running led pada ares 7

tampilan 3D. bagian belakang






tampilan 3D. bagian depan

VI. KESIMPULAN
      Dengan praktik kali ini saya dapat belajar dan tahu tentang rangkaian running led lebih dalam, dan dapat merangkai rangkaian running led pada aplikasi ISIS 7maupun ARES 7. Dalam praktik ini pula saya dapat mencetak rangkaian pada pcb dengan cara eatching, dan dalam proses eatching tersebut saya belajar mengetahui tentang ketepatan suhu setrika waktu penyetrikaan yang pas agar hasil rangkaian / jalur yang tercetak pada pcb dapat tercetak maksimal.


                                                                                                             Klaten, 28 Oktober 2016
         Guru Pembimbing 1                                                                      Siswa




    ( Y. Prasetya Adi N, S.T )                                                                ( Birgita Ayu Y P )

                                                                   Guru Pembimbing 2




                                                                      ( F. Nanda )

Rabu, 12 Oktober 2016

PNEUMATIK DAN ELEKTROPNEUMATIK



PERBEDAAN ANTARA PNEUMATIK DENGAN ELEKTRO PNEUMATIK

      A.  PENGERTIAN
Elektropneumatik pada hakekatnya terdiri dari dua sistem pengontrolan, yaitu sistem pneumatik dan elektropneumatik. Pengontrolan sistem pneumatic menggunakan sumber tenaga dari udara bertekanan, sehingga hemat biaya. Sedangkan sistem elektropneumatik menggunakan sumber tenaga disamping udara bertekanan, juga berasal dari sumber tenaga listrik dengan kapasitas tegangan dan daya yang relatif kecil. Dengan demikian kedua sistem pengontrolan ini sangat ekonomis.


    B.     PERBEDAAN

Perbedaan pneumatik dan elektro-pneumatik
PART
PNEUMATIK
ELEKTRO-PNEUMATIK
Actuating Device (output)
Cylinder
Cylinder
Processing element (processor signal)
Valve
Solenoid valve
Input elements (input signal)
Pneumatikal Limit Switch
Electrical limit switch
Energy Supply (source)
Compressor
Compressor, Voltage supply

Perbandingan pneumatik dan elektro-pneumatik
PNEUMATIK
ELEKTRO-PNEUMATIK
Variasi rangkaian terbatas
Lebih banyak variasi rangkaian
Tidak perlu menggunakan listrik
Memerlukan supply listrik
Butuh converter agar dapat dikendalikan oleh PLC dan mikroprosesor
Tidak butuh converter agar dapat dikendalikan melalui PLC dan mikroprosesor
Sistem kontrol sederhana
Sistem control lebih canggih













    C.     PRINSIP KERJA

Prinsip dasar kerja pneumatik :

Kompresor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula umumnya motor listrik. Udara akan disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa bar. Untuk menyalurkan udara kempa ke seluruh sistem (sirkuit pneumatik) diperlukan unit pelayanan atau service unit yang terdiri dari penyaring (filter), pengatur tekanan (regulator) dan pelumas (lubrikator) bagi yang memerlukan. Service unit ini diperlukan karena udara kempa yang diperlukan di dalam sirkuit pneumatik harus benar-benar bersih, tekanan operasional pada umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara kempa disalurkan dengan membuka katup pada service unit, kemudian menekan tombol katup pneumatik (katup pengarah) hingga udara kempa masuk ke dalam tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal) dan akhirnya piston bergerak maju. 

Elektro pneumatik 
Pengembangan dari penumatik
Prinsip kerja : media kerja (tenaga penggerak = energi penumatik
Media kontrol = sinyal elektrik maupun elektronik

Prinsip Kerja
·         Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik.
·         Sinyal yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan elektromagnetik dan akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik.
·         Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja pneumatik seperti motor pneumatik yang menjalankan system

    D.    KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Keuntungan Pneumatik :
Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
  • Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
  • Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
  • Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja.
  • Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
  • Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
  • Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaju dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
  • Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim menjadi aman.
  • Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal untuk membersihkan permukaan logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik untuk menghasilkan gerakan tertentu.


Kerugian Pneumatik :
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
  • Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas, pengering, regulator, dll.
  • Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
  • Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah dengan memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
  • Mudah Mengembun, Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal kering, memiliki tekanan yang cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada katup-katup dan aktuator.



SUMBER :